Khaulah Binti Tsa’labah, Wanita Yang Hebat


Wanita shalehah adalah simpanan kekayaan paling berharga bagi suami. Dialah wanita yang berpengaruh sehingga anak dan suami menjadi orang hebat. Kalau kita cermati, setiap ada lelaki hebat selalu ada di sisinya wanita hebat yang berpengaruh dalam kehidupannya. Dan orang hebat seperti Nabi SAW, Maryam, Bukhari, dan lainnya, juga merupakan anak dari wanita hebat.

Khaulah Binti Tsa'labah
Khaulah Binti Tsa’labah

Ternyata menjadi wanita yang shalehah penuh dengan cobaan, baik itu datang dari diri sendiri, suami, anak, dan lain-lain. Pada zaman Nabi SAW, ada wanita shalehah bernama Khaulah binti Tsa’labah. Khaulah binti Tsa’labah adalah istri dari seorang sahabat Aus bin Shamit, yaitu saudara laki-laki Ubadah bin Shamit.

Suatu ketika Khaulah sedang melaksanakan shalat, dan suaminya melihat keelokan tubuh istrinya tersebut yang kemudian mengundang naluri biologisnya. Ketika ia selesai melaksanakan shalat, Aus kemudian meminta haknya sebagai suami, namun Khaulah mengabaikannya.

Hal ini kemudian membuat Aus bin Shamit marah dan melayangkan zhihar kepadanya seraya berucap, “Bagiku, kamu seperti punggung ibuku.” Ucapan ini menurut adat Arab saat itu mengandung arti bahwa suami tidak memiliki hak lagi atas istrinya.

Setelah kejadian tersebut, ia mendatangi Nabi saw dan menyampaikan apa yang telah menimpa dirinya. Khaulah menyampaikan pertimbangan-pertimbangan yang menurutnya berat jika harus berpisah dengan suaminya tersebut.

Namun jawaban yang disampaikan oleh Nabi saw membuat ia kecewa lantaran Nabi tetap memegang hukum yang berlaku pada adat Arab saat itu, yaitu bahwa Aus sudah tidak berhak lagi menjadi suami Khaulah.

Merasa bahwa hukum yang berlaku sungguh tidak mencerminkan keadilan dalam Islam, Khaulah kemudian tergerak untuk mengadukan permasalahan ini langsung kepada Allah. Allah Maha Mendengar, pengaduan Khaulah didengar Allah dengan menurunkan ayat di Surat Al Mujadalah ayat 1

قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا وَتَشْتَكِي إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَا ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ

Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S Al-Mujadalah ayat 1)

Dalam Hadits Ibnu Majah, Aisyah juga kagum atas didengarnya keluhan Khaulah binti Tsa’labah oleh Allah

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ تَمِيمِ بْنِ سَلَمَةَ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي وَسِعَ سَمْعُهُ الْأَصْوَاتَ لَقَدْ جَاءَتْ الْمُجَادِلَةُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا فِي نَاحِيَةِ الْبَيْتِ تَشْكُو زَوْجَهَا وَمَا أَسْمَعُ مَا تَقُولُ فَأَنْزَلَ اللَّهُ { قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا }

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Mu’awiyah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al A’masy] dari [Tamim bin Salamah] dari [Urwah bin Zubair] dari [Aisyah] ia berkata; “Segala puji bagi Allah yang pendengaran-Nya meliputi semua suara. Telah datang seorang perempuan mengajukan gugatan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sedang aku berada di samping rumah, ia mengadukan suaminya. Aku tidak mendengar apa yang ia ucapkan, namun Allah menurunkan; “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan yang memajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya.” (H.R Ibnu Majah 184)

Selain Aisyah, banyak juga para sahabat Nabi merasa kagum terhadap Khaulah. Di bawah ini beberapa kekaguman mereka pada Khaulah.

Suatu saat Umar bersama rombongan pernah naik himar, bertemu Khaulah. Khaulah minta agar Umar berhenti untuk mendengar nasehatnya dalam waktu cukup lama.

“Hai Umar, ketika kau masih kecil panggilanmu ‘Umar Kecil’. Setelah dewasa dipanggil ‘Umar’. Setelah dibaiat dipanggil ‘Amirul Mukminiin’. Kini bertaqwalah pada Allah ya Umar! Orang yang yakin akan mati, pasti rajin beribadah. Orang yang tahu bahwa amalannya akan dihisab, pasti takut disiksa,” demikian perkataan Khaulah.

Umar RA berhenti lama untuk mendengarkan nasehatnya.

Sahabat pun bertanya, “Ya Amirul Mukminiin, tuan mau berhenti lama hanya untuk mendengarkan wanita tua ini?”

Mereka mendengarkan dan heran pada jawaban Umar RA, “Demi Allah! Kalau dia menahan saya mulai pagi hingga sore untuk mendengar nasehatnya, pasti saya akan berhenti dan mendengarkan terus. Saya akan pergi hanya untuk shalat wajib. Tak tahukah kalian, siapa wanita tua ini? Dialah Khaulah binti Tsalabah yang ucapannya didengarkan oleh Allah. Kalau Tuhan seluruh alam saja mendengarkan ucapan dia, bagaimana bisa Umar tidak mau mendengarkannya?”

Kesimpulan dari cerita di atas, Khaulah dan wanita yang senasib dengan dia, pasti diperhatikan, dan doanya dikabulkan oleh Allah. Wanita dinikah untuk dicintai dan disayang. Rasulullah SAW bersabda, “Nasehatlah pada wanita secara baik-baik! Sebab mereka, tawanan di sisi kalian. Kalian tidak berwenang kecuali sebatas itu, kecuali jika mereka melakukan penyelewengan yang nyata.”


Leave a Reply